tekhnologi dalam pembelajaran

1. PENGERTIAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN DAN MEDIA
Teknologi dalam pendidikan sebenarnya merupakan satu kesatuan kata yang intinya juga sebagai solusi dalam pemecahan masalah pendidikan. Teknologi pendidikan lebih menitikberatkan pada pemanfaatan media sebagai alat peraga (hardware) yang membantu guru untuk memperjelas kurikulum dan penyampaian materi kepada siswa. Berbeda dengan teknologi pendidikan sendiri yang sangat luas sekali cakupan pembahasan didalamnya dan juga merupakan disiplin ilmu yang membahas mendetil dalam bidang software pendidikan (pemecahan problem solving belajar). Jadi ada perbedaan antara teknologi pendidikan dan teknologi dalam pendidikan.
Jika kita belah kata itu, maka ada 2 kata yang penting yaitu “teknologi” dan “pendidikan”. Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani yaitu technologis. Technie berarti art, skill and science , seni, keterampilan dan ilmu. Teknologi menurut Gaibrait dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis . Sedang pendidikan menurut Mahmud Yunus adalah:
التربية هي التأثير بجميع المؤثرات المختلفة التى نختارها قصدا لنساعدها الطفل الى أن يترقى جسما وعقلا وخلقا حتى يصل تدريجيا الى أقصى ما يستطيع الوصول اليه من الكمال ليكون سعيدا فى حياته الفردية والإجتماعية ويكون كل عمل يصدر عنه أكمل وأتقن وأصلح للمجتمع .
Artinya: “Pendidikan adalah memberikan pengaruh yang bermacam kepada siswa yang dipilih dengan sengaja untuk membantu anak dalam mengembangkan dan menumbuhkan fisik, akal dan akhlak untuk sampai pada puncak kelengkapan mereka agar bisa hidup secara individual dan juga bermasyarakat dan seluruh pekerjaannya akan dijadikan sumber terlengkap, terbaik bagi masyarakat”. Jadi pendidikan adalah perubahan pada diri manusia baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Penggabungan 2 (dua) kata ini melahirkan disiplin ilmu baru dalam bidang pendidikan yaitu Teknologi Pendidikan.
Teknologi pendidikan sebagaimana dikutip pada Commition on Intructional Technology dalam Norman Beswick, Resource – Based learning, 1997 hal. 39 adalah “instructional technology means the media born of the communication revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book and the blackboard”. Dari pengertian ini yang diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Alat-alat yang lazim digunakan antara lain berupa TV, radio, video tape, computer dan lain-lain .
Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan itu adalah software pengembangan, penerapan dan penilaian system, tehnik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia .
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi : manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.
Luasnya jangkauan pengertian serta pembahasan teknologi pendidikan ini, membuat peneliti harus mengambil satu bagian dari pembahasan teknologi pendidikan yaitu teknologi dalam pembelajaran, serta melihat aplikasi penerapannya di sekolah atau lembaga pendidikan.
Teknologi dalam pembelajaran mengutamakan pemanfaatan media secara maksimal. Karena dalam sebuah pengajaran dan pembelajaran tidak terlepas adanya komunikasi dan interaksi antara guru dan murid. Komunikasi itu berbentuk pesan (message) yang ditransfer kepada siswa (receiver). Komunikasi akan selalu ada, karena dalam transformasi ilmu pengetahuan dari guru ke murid tidak akan ada tanpa adanya komunikasi.
Adanya pesan (Message) yang disampaikan guru tidaklah semuanya bisa diserap dan diterima oleh siswa. Karena kurikulum atau pesan adalah hal yang sangat abstrak. Dinilai abstrak karena siswa sama sekali belum tahu tentang apa yang diterangkan oleh guru. Perjalanan transformasi ilmu tidak lepas dari 3 (tiga) komponen penting, yaitu: pesan (kurikulum yang disampaikan), guru dan siswa.
Pesan yang abstrak ini sulit sekali dinalar oleh siswa jika guru tidak memanfaatkan media. Wasailul idhoh (media pendidikan) sangatlah penting sekali untuk memudahkan guru dalam menjelaskan dan siswa bisa lebih tertarik pada pesan yang disampaikan oleh guru di kelas.
Media berasal dari bahasa latin, yaitu merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Sedang pendidikan menurut ahli mendefinisikan media sebagai berikut:
1. Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), media adalah sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi .
2. Briggs, Leslie J. (1985) yang mengatakan bahwa media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik yang membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran, termasuk didalamnya buku, video, tape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu system penyampaian.
3. Bretz, Rudolf Challis (1977) yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak ditengah-tengah. Jadi suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi .
4. Pendapat Gerlach & Ely (1980) sebagai berikut: media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan informasi lisan atau visual .
Arti sempitnya media itu berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi.
Arti luasnya media itu adalah kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
5. Smaldino dkk (2005) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi .
6. Drs. Ahmad Rohani, HM. M.Pd. mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar) .
7. Ronald H. Anderson (1987) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa .
8. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar .
9. Karti Soeharto dkk, menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri sendiri .
10. Mahmud Yunus mendefinisikan media sebagai berikut :
وسائل الإيضاح هي كل ما يستعمله المدرس من الوسائل ليستعينه به على تفهيم تلاميذه ما قد يصعب عليهم فهمه من المعلومات الجديدة.
Media atau wasailul idhoh adalah apa saja yang dipakai guru dari sarana-sarana untuk membantu siswa memahami kesulitan-kesulitan materi baru.

2. Sifat-sifat dan macam-macam media dalam pembelajaran materi PAI
Sekarang media sudah berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, bahkan teknologi sendiri sudah mampu menolong manusia dalam meminimalizir pekerjaan mereka. Perkembangan tersebut berpengaruh besar dalam dunia pendidikan saat ini.
Untuk pemilihan teknologi dalam pembelajaran, satu hal yang harus diingat bahwa melalui multimedia, anak-anak didik dapat menggunakan media secara interaktif. Oleh karena itu, beberapa aspek berikut ini perlu dipertimbangkan :
a. Kesesuaian dengan kurikulum. seluruh komponen dari media yang dipilih relevan untuk menunjang konsep-konsep kunci kurikulum dan pencapaian tujuan secara signifikan.
b. Interaksi anak didik. Multimedia yang dipilih, memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk berinteraksi dan memberikan motivasi yang signifikan.
c. Mendukung materi pembelajaran. Media yang dipilih menambahkan kualitas materi pembelajaran secara luas, mudah digunakan dan merupakan kunci untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Mudah dimanfaatkan. Semua produk multimedia yang digunakan untuk pemanfaatannya dan memberikan kejelasan kepada siswa tentang materi yang dipelajari.
e. Kualitas Teknis. Cara kerja media tidak mengandung konflik, atau masalah-masalah teknis dan mudah dipasang, diperbaiki.
تتميز وسائل التعليم بصفات تالية :
1. أنها أدوات قابلة للحس، والنظر، والسماع، والمراقبة بوسيلة الحواس.
2. وهو المادة أي الأمور التى تقبل النظر والسماع
3. أنها نستعمل لمواصلة فى الدرس بين المدرس والتلاميذ
4. أنها آلة مساعدة للتعليم داخل الفصل أو خارجه
5. أنها تشمل على الجوانب بكونها آلة والفن التى كانت علاقتها ملتصقة بطرق التدريس.
Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media yang dipergunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai media yang tercanggih. Beberapa alat teknologi pendidikan yang dimaksudkan antara lain:
1. Media berbentuk papan, seperti contoh:
a. Papan tulis
Papan tulis mempunyai nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan dapat dengan jelas diperbaiki dan dapat merangsang anak untuk aktif . penggunaan papan tulis ini memerlukan keterampilan khusus dan kerajinan membersihkannya.
b. Bulletin board dan display
Alat ini biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk memperlihatkan pekerjaan siswa, gambar-gambar badan, postur, objek berdimensi lainnya. Alat ini mempunyai nilai tertentu, karena dapat digunakan sebagai papan pengumuman kelas, menambah pengalaman baru, menambah kecakapan artistic, merangsang inisiatif kreatif dan sebagainya.
2. Media berbentuk Visual, contohnya:
a. Gambar dan Ilustrasi Photography
Gambar ini tidak diproyeksikan terdapat di sekitar kita dan relative mudah diperoleh untuk ditunjukkan kepada anak. Gambar ini bersifat konkret, tidak terbatas pada ruang dan waktu, membantu memperjelas masalah, membantu kelemahan indera dan mudah digunakan.
b. Slide dan film stripe
Merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah dioperasikan. Nilai-nilai tertentu dari alat ini yaitu memudahkan penyajian seperangkat materi tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat dilakukan secara berulang dan menjangkau semua bidang pekerjaan.
c. Peta dan globe
Peta adalah penyajian visual dari muka bumi. Globe adalah bola bumi atau model.

3. Media berbentuk Audio Visual
a. Film
Film pendidikan dianggap efektif digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar didepan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Dengan film, dapat melangkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya menjelaskan hal-hal abstrak dan lain-lain.
b. Rekaman Pendidikan
Sering disebut recording, yaitu alat audio yang tidak diikuti dengan visual. Melalui alat ini kita dapat mendengarkan cerita, pidato, music, sajak, pengajian dan lain-lain. Rekaman ini sering dilakukan oleh kelompok individu/siswa misalnya ceramah guru.
c. Radio pendidikan
Radio pendidikan biasanya tidak dipergunakan penuh langsung untuk tujuan pendidikan dan biasanya siaran khusus untuk pendidikan diatur dengan jadwal.
4. Media berbentuk teks, contohnya:
a. Buku pelajaran
Merupakan alat pelajaran yang paling popular dan banyak digunakan ditengah-tengah penggunaan alat pelajaran lainnya.
b. Overhead projector
OHP atau proyektor lintas kepala memproyeksikan pada layar sesuatu yang tergambar atau tertulis pada kertas transparan / mika dan dapat digunakan tanpa harus menggelapkan ruangan.

3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Banyak tokoh teknologi pendidikan, salah satunya Edward L. Thorndike terkenal dengan teorinya law of effect, dimana belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan rasa senang kepada diri anak. Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik lebih mempengaruhi siswa. Pembelajaran yang berorientasi pada student centered (berpusat pada siswa) inilah yang membuat pembelajaran berjalan sukses karena siswa diajarkan untuk mengalami, berbuat, dan menyaksikan fenomena alam. Untuk membuat pembelajaran yang menarik ini maka strategi pembelajaran haruslah digunakan dengan sebaik-baiknya termasuk metode, sarana prasarana, materi, media dan sebagainya agar siswa difasilitasi (dipermudah) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Mengapa media pembelajaran dapat dipandang sebagai pilihan (bahkan sebagai suatu keharusan) dalam strategi pembelajaran?
Dalam sejarah perkembangannya mula-mula dikenal suatu gerakan dalam dunia pendidikan yang dinamakan “visual Educational” pada tahun 1920-an. Gerakan ini sebenarnya diilhami oleh aliran realisme yang dipelopori oleh Johan Amos Comenius yang mengarang buku teks pendidikan pertama yang berjudul ORBIS PICTUS (dunia dalam gambar). Comenius melihat betapa sulitnya anak-anak di eropa yang tidak berbahasa latin (misalnya jerman, prancis, rusia dan sebagainya) untuk belajar bahasa latin. Bagi mereka bahasa latin sangat abstrak, karena itu Comenius menulis buku orbis pictus. Dalam buku tersebut, tiap kata latin yang harus dipelajari diberikan gambar bendanya disamping kata tersebut. Dengan demikian bahasa latin yang dipelajari oleh anak-anak menjadi lebih nyata/konkret dan mudah diingat. Aliran realisme inilah yang mendorong timbulnya aliran/gerakan “visual education” dimana guru harus menggunakan gambar-gambar untuk memperjelas apa yang diajarkannya.
Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice. Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapai higher order thinking.
Akhir-akhir ini, konsep belajar didekati menurut paradigma konstruktivisme. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar dapat melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al., 2002). Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan sebagai prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris:
a. Landasan Filosofis, ada yang berpandangan bahwasanya pembelajaran yang menggunakan teknologi menyebabkan pembelajaran kurang manusiawi. Dengan kata lain penerapan teknologi dalam pembelajaran menyebabkan dehumanisasi. Benarkah pendapat yang demikian ini? Mungkin ada yang beranggapan seperti itu, akan tetapi perlu adanya peninjauan ulang bahwasanya adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
b. Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan uniknya belajar, maka pemilihan media sangat ditekan sekali. Ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kajian psikologis menyatakan bahwa anak lebih menyukai pembelajaran yang bersifat konkrit daripada abstrak.
c. Landasan Teknologi
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk:kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
d. Landasan empiris
Siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

4. Fungsi Teknologi dalam pembelajaran dan pengaruhnya terhadap siswa
Ada 2 (dua) fungsi/peran fungsi pokok teknologi dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada Siswa. Dan pembelajaran tidak akan berpengaruh banyak kepada siswa kalau pembelajaran itu bersifat abstrak, artinya bahasa (lambing verbal) dalam sebuah komunikasi pembelajaran pada dasarnya bersifat abstrak (most abstract symbol), maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar, model, benda sebenarnya dan menyajikan suatu pelajaran tertentu. Siswa akan dapat memahami/mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Inilah fungsi pertama media yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih konkret) apa yang disampaikan guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat abstrak.
2. Fungsi komunikasi
Sebagaimana sudah tertera diatas bahwasanya media berasal dari kata “medium” yang artinya “in between” (diantara). Jadi media berada ditengah (diantara) dua hal, yaitu menulis/membuat media (dalam komunikasi) disebut komunikator atau sumber dan orang yang menerima (membaca, melihat, mendengar) media (dalam komunikasi disebut receiver, penerima, audience, atau komunikan). Media yang dibuat (ditulis dalam bentuk modul dan lain-lain dibuat dalam bentuk film, slide, OHP, dan sebagainya) memuat pesan (message) yang akan disampaikan (ditransmisikan) kepada penerima. Dalam komunikasi tatap muka (face to face communicator), pembicara (komunikator) langsung berhadapan dalam menyampaikan pesannya kepada penerima (audience), tanpa adanya perantara (medium) yang digunakan. Dengan meletakkan pesan yang hendak disampaikan kedalam suatu format media tertentu (buku, film, slide, dan sebagainya) yang dinamakan kegiatan encoding, maka komunikator tidak perlu lagi berhadapan langsung dengan pihak penerima. Komunikasi masih dapat berlangsung dengan melalui media tersebut. Si penerima perlu melakukan kegiatan decoding terhadap media yang dihadapkan kepadanya (dengan jalan membaca, melihat, membuka computer dan sebagainya), sehingga dapat menerima, memahami atau mengerti isi pesan yang telah disampaikan dan terdapat dalam format media tersebut.
Inilah fungsi yang kedua dari media pembelajaran yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.
Agar fungsi kedua media ini mencapai sasarannya, yaitu sebagai sarana komunikasi antara komunikator (guru) dan penerima (murid), dimana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat dalam media (dalam dunia komunikasi disebut sharing), berikut beberapa hal pokok yang harus diperhatikan:








Gambar 1. Model Komunikasi Wilbur Schramm

Kegunaan teknologi dalam pembelajaran diantara sebagai berikut:
a. Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Apalagi pembelajaran yang menggambarkan tentang keadaan masa depan, secara tidak langsung siswa akan termotivasi dan ikut aktif dalam pembelajaran tersebut.


b. Menyajikan Informasi
Dengan adanya teknologi dalam pembelajaran, suasana belajar mengajar akan semakin hidup dan penyampaikan informasi tidak harus dengan menggunakan tenaga banyak. Informasi yang abstrak dapat disajikan secara konkrit dengan adanya teknologi informasi dan dengan teknologi pula informasi akan berkembang secara terus-menerus karena pada saat ini terdapat internet yang didalamnya berisi berbagai macam informasi untuk meningkatkan intelektual siswa.
c. Merangsang Diskusi
Biasanya pembelajaran yang merangsang diskusi yang menggunakan media adalah guru menyajikan penjelasan singkat serta masalah-masalah tentang fenomena dalam bentuk slide, atau gambar dan fasilitas lainnya. Sehingga pada diri siswa terdapat kegelisahan terhadap masalah tersebut. Dan pemecahan masalah ini bisa dilalui dengan diskusi.
d. Melaksanakan latihan dan ulangan
Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor. Pengulangan respons-respons dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola computer. Laboratorium bahasa juga salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan.
e. Menguatkan belajar
Penguatan sering kali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespons dengan tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus.



B. MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Definisi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan islam merupakan salah satu aspek dari ajaran islam secara keseluruhan, karenanya tujuan pendidikan islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia menurut islam yaitu untuk menciptakan hamba Allah yang selalu bertakwa kepadanya dan mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Sebagaimana termaktub dalam surah al-Dzariyat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ
Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-KU”.

Dan juga dalam surah Ali Imran 102 disebutkan :
يَأَيُّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّه حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ الاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”

Secara terminology, terdapat 2 kata penting dalam istilah ini, yaitu pendidikan, agama islam. Pendidikan adalah
التربية هي المؤثرات المختلفة التى توجه وتسيطر على حياة الفرد. فالتربية إذن توجيه للحياة أو تشكيل لطريقة معيشتنا .
Sebagaimana yang termaktub dalam ayat diatas, bahwa pendidikan adalah “agent of change” yaitu sebagai bentuk perubahan siswa baik aspek kognitif, afektif dan psikomorik. Perubahan aspek kognitif yaitu perubahan yang menyangkut intelektual siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca, menghafal, mengamati dan melihat fenomena alam. Sedangkan aspek afektif adalah perubahan yang menyangkut tingkah laku dan nilai-nilai jiwa siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan bimbingan dan konseling, dan sebagainya. Adapun aspek psikomotorik adalah perubahan pada diri siswa yang menyangkut keterampilan siswa, ini bisa dilakukan dengan memperbanyak latihan-latihan serta keterampilan fisik. Pendidikan dapat diperoleh diberbagai tempat baik di rumah, di sekolah bahkan di masyarakat. Maka dari tripusat pendidikan ini, maka muncullah konsep pendidikan formal, non formal dan informal sebagai sebuah solusi untuk menjadikan pendidikan bernuansa pendidikan seumur hidup (life long education).
Adapun kata yang kedua adalah “agama islam”. Kata “islam” berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima, berakar dari huruf sin lam min (s-l-m). kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak tercacat. Dari kata ini berbentuk masdar “salamat”. Dari kata itu juga berbentuk kata-kata “salm, silm” yang berarti kedamaian, kepatuham dan penyerahan diri. Muncul pula kalimat Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh ( semoga keselamatan, rahmat dan barakah tetap dilimpahkan kepadamu) yang telah membudaya kalimat itu dalam masyarakat Indonesia .
Ruang lingkup pembahasannya sangat luas sekali, yaitu mengatur hubungan manusia dengan TuhanNYA dan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya termasuk dalam masyarakat termasuk dengan manusia itu sendiri dan juga mengatur hubungan manusia dengan lingkungan hidup.
Pendidikan Agama islam mempunyai definisi yang sangat luas oleh para pemikir islam, diantaranya sebagai berikut:
a. M. Yusuf al-Qardhawi memberikan pengertian bahwa tujuan pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya .
b. Ahmad Tafsir menyatakan bahwa untuk merumuskan pendidikan islam secara umum, harus diketahui terlebih dahulu hakikat manusia menurut islam, yaitu makhluk yang memiliki unsur jasmani dan rohani, fisik dan jiwa yang memungkinkan dapat diberikan pendidikan .
c. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan islam dan islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan agama islam .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam adalah perubahan manusia seutuhnya untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini yang berkompetensi baik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun tujuan pendidikan islam adalah menjadikan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadanya dan mencapai kehidupan dunia dan akhirat. Semuanya ini bersumber dari al-qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup manusia di muka bumi ini.
Jika tujuan pendidikan islam sebagaimana tertera diatas, maka materi pendidikan agama islam adalah menyangkut iman, akhlak, ibadah, dan sejarah. Pelajaran pokok ini adalah bagaikan bangunan rumah yang saling menguatkan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Pelajaran Qur’an hadist adalah pondasinya, pelajaran ibadah (fiqih), keimanan dan akidah akhlak adalah tiangnya, sedang pelajaran Tarikh Islam adalah atapnya. Jika digambarkan sebagai berikut:








Gambar 2 : Denah Rumah

Pengajaran agama di sekolah umum (bukan madrasah dan sekolah agama), pengembangan nama bidang studi pengajaran agama islam itu tidak ada, karena tujuan pengajaran tidak membuat ahli agama, karena itu alokasi waktunya juga sedikit. Bidang studi pengajaran agama islam itu masih tetap pendidikan agama islam. Bidang studi itu berisi materi tauhid (keimanan), akhlak, ibadat, tarikh islam dan lain-lain. Mulai dari tingkat pengajaran sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas bidang studi itu masih bernama pendidikan agama islam, dengan materi pelajaran yang semakin tinggi semakin diperluas dan diperdalam, walaupun tidak terperinci seperri pada madrasah dan sekolah agama. Jadi ruang lingkup pembelajaran agama di sekolah meliputi belajar:
a. Aqidah / Keimanan
b. Al-Qur’an – Hadist
c. Akhlak
d. Ibadah
e. Tarikh/sejarah

2. Pemilihan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi mutakhir sekarang ini baik software maupun hardwarenya sangatlah mendukung sekali dalam transformasi ilmu pengetahuan. Apalagi dalam materi pendidikan agama islam yang menyangkut 5 (lima) aspek pelajaran pokok. Pemanfaatan media ini juga membuat materi pelajaran lebih konkrit dari sebelumnya, lebih menarik dan semakin jelas. Karena pada dasarnya media itu adalah perantara kurikulum yang disampaikan guru kepada siswa.
Namun, perlu juga diingat bahwasanya teknologi mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain: ia terbatas pada hal-hal yang bisa dirancang sebelumnya, baik yang menyangkut proses pembelajaran maupun produknya. Karena adanya keterbatasan tersebut, maka dalam pembelajaran pendidikan agama islam tidak selamanya dapat menggunakan pendekatan teknologik. Kalau kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam hanya sampai pada penguasaan materi dan keterampilan menjalankan ajaran agama, mungkin bisa menggunakan pendekatan teknologik, sebab proses dan produknya bisa dirancang sebelumnya. Tetapi kalau pembelajaran pendidikan agama islam harus sampai pada taraf kesadaran iman dan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari, maka pendekatan teknologik akan sulit diterapkan, karena mungkin prosesnya bisa dirancang, tetapi produk (hasil) pembelajarannya tidak bisa dirancang dan sulit diukur.
Disamping itu perlu adanya pendekatan non-teknologik dalam pembelajaran materi khususnya yang berkenaan dengan pelajaran materi Pendidikan Agama Islam. Seperti contohnya: bagaimana membentuk kesadaran keimanan peserta didik terhadap Allah swt, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya, hari akhir dan takdir. Masalah kesadaran keimanan banyak mengandung masalah yang abstrak, yang tidak hanya dari perilaku riil atau konkritnya.
Berikut ini beberapa pemilihan media yang digunakan dalam materi pendidikan agama islam, diantaranya:
1. Pelajaran Qur’an-Hadist
Media yang digunakan antara lain:
a. Slide, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Menerangkan tentang ayat-ayat dalam al-qur’an
- Menjelaskan tentang kisah yang dapat diambil dari pelajaran ayat yang disebutkan
- Menjelaskan tentang makna yang terkandung dalam surah tersebut
- Menerangkan tentang asbabul nuzul ayat atau surah
- Dan lain-lain
b. Tape recorder, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Mendengarkan bacaan tartil Al-qur’an yang baik dan benar
- Mendengarkan bacaan yang sesuai dengan tajwid
c. Computer, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Munculnya program qur’an in word membuat siswa lebih praktis dalam penulisan ayat-ayat Al-qur’an
- Munculnya program al-Qur’an digital juga membuat siswa lebih praktis dalam menemukan ayat-ayat sesuai dengan surah masing-masing
- Juga muncul program maktabah samilah juga membuat siswa dapat melacak ayat suci al-qur’an berikut tafsirnya dan juga asbabul nuzulnya didalam kitab-kitab yang bermacam-macam pula.
d. Internet, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Siswa bisa mencari tentang history of qur’an
- Siswa bisa mencari tentang perbedaan tafsir dengan hermeneutika
- Siswa bisa mencari tentang perkembangan pembukuan al-qur’an mulai dari zaman nabi sampai sekarang

2. Pelajaran Keimanan
Media yang digunakan antara lain:
a. Slide, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Diperlihatkan tentang gambar-gambar berupa buah-buahan, pohon, ikan, dan sebagainya yang membentuk kalimat Allah. Ini meyakini bahwasanya Allah swt yang mempunyai kekuasaan mutlak di muka bumi ini.
- Diperlihatkan pula tentang suatu kejadian aneh yang itu semuanya mengantarkan kita pada bertambahnya iman kita kepada Allah
b. Tape recorder, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Siswa bisa mendengarkan ceramah keagamaan, kemudian mendiskusikannya.
- Siswa bisa mendengarkan syair-syair dari para muballigh yang semuanya itu juga mengantarkan kita pada bertambahnya iman kita kepada Allah.
c. Film dan televisi, contohny dalam kompetensi dasar antara lain:
- Siswa bisa menonton film sejarah seorang mu’allaf, kenapa mereka memilih islam?
- Siswa bisa juga menonton debat seorang mu’allaf dengan orang yang murtad, atau muballig dengan pendeta dan sebagainya.
- Siswa bisa juga menonton film harun yahya yang merupakan islamisasi ilmu pengetahuan mutakhir sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an dan Hadist an-Nabawi.

3. Pelajaran Akhlak
Mungkin pelajaran ini jika menggunakan teknologi tidak terlalu berpengaruh, karena pelajaran ini adalah pelajaran yang menyangkut nilai-nilai manusia dan sifatnya sangat abstrak sekali. Tapi bisa juga menggunakan teknologi seperti dipertontonkan film yang mana didalamnya berisi tentang pembinaan akhlak, atau disetel ceramah agama dan sebagainya.

4. Pelajaran Fiqih
Pelajaran inilah yang banyak menggunakan fasilitas teknologi dalam pelajaran. Diantara teknologi yang digunakan dalam pelajaran ini adalah:
a. Slide, contohnya dalam komptensi dasar antara lain:
- Siswa bisa diperlihatkan gambar-gambar orang shalat mulai dari takbir sampai salam berikut disertai bacaannya. Dan juga diperlihatkan gambar-gambar ibadah lainnya.
- Siswa bisa mendiskusikan tentang hukum islam setelah adanya pembelajaran menggunakan slide.
b. Audio visual atau computer, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain sebagai berikut:
- Siswa bisa menonton gerakan-gerakan shalat dan ibadah lainnya berikut disertai bacaannya dengan menggunakan computer multimedia yang dilengkapi headset.
c. Internet
- Siswa bisa mencari tentang hukum islam.
- Siswa bisa mencari tentang hadist yang berhubungan dengan hukum islam dan sebagainya.

5. Pelajaran sejarah islam
Diantara teknologi yang cocok digunakan dalam pembelajaran ini adalah:
a. Slide, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Disajikan teks yang berhubungan dengan sejarah islam mulai dari zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.
- Disajikan gambar-gambar bangunan bersejarah baik benda, kota dan juga Negara.
b. Internet, contohnya dalam kompetensi dasar antara lain:
- Siswa disuruh mencari perihal sejarah nabi Muhammad mulai dari beliau dilahirkan sampai meninggal dunia.
- Siswa disuruh mencari tentang sejarah khulafaurrasyidin
- Siswa disuruh mencari tentang sejarah bani umayyah
- Siswa disuruh mencari tentang sejarah bani abbasiyah
- Dan sebagainya.

Inilah beberapa pemilihan teknologi dalam pembelajaran yang dipakai dalam materi pendidikan agama islam di sekolah umum. Perlu diketahui, bahwasanya kurikulum pendidikan agama islam di sekolah umum berbeda dengan kurikulum pendidikan agama islam di madrasah atau sekolah agama lainnya. Jika didalam sekolah umum, 5 materi pokok pendidikan agama islam itu disatukan, maka di madrasah atau sekolah agama kelima pokok pelajaran pendidikan agama itu merupakan pelajaran yang harus diberikan kepada siswa sesuai dengan materi.
Dari perbedaan inilah, baik alokasi waktu dan juga materi pendidikan agama islam sangat dibatasi khususnya di sekolah-sekolah umum baik sekolah tingkat rendah (Sekolah dasar), sekolah menengah pertama, dan juga sekolah menengah umum. Jadi penggunaan teknologi pendidikan sangat besar sekali manfaatnya dalam pembelajaran tersebut.
Pemilihan media ini juga harus melihat pada pemahaman tentang kompetensi yang dikaitkan akan kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu, terkesan adanya obsesi atau keinginan yang kuat dari lembaga pendidikan untuk menyiapkan lulusan yang siap pakai atau siap pakai oleh users (para pengguna lulusan).
Wardiman Djojonegoro (mantan Mendikbud) dalam pengembangan pendidikan nasional melontarkan strategi Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan) keterkaitan (link) dalam pengertian keterkaitan program pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, sehingga terjadi kesepadanan (Match) dalam pengertian lulusannya siap pakai untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.

Posting Komentar untuk "tekhnologi dalam pembelajaran"

close