Bagian I: Pamekasan
Mengenal Madura dan Masakannya
Sejak adanya jembatan Suramadu, pulau Madura semakin terbuka dan aktifitas pergerakan antara Surabaya dan Madura semakin ramai. Datang ke Madura yang sebelumnya harus ditempuh dalam waktu minimal 45 menit dengan ferry, sekarang hanya dibutuhkan 5 menit melintas di jembatan Suramadu. Masyarakat luarpun semakin mengenal Madura yang memang spesifik dari segi bahasa, adat istiadat, budaya dan juga masakannya. Masakannyapun, disetiap kabupaten yang ada di Madura mempunyai perbedaan. Madura mempunyai 4 kabupaten yaitu, dari arah barat ke timur, Bangkalan – Sampang – Pamekasan dan Sumenep.
Yang sudah sangat terkenal mengenai masakan Madura, sudah pasti Sate dan Soto Madura. Untuk Soto, disetiap kabupaten juga mempunyai ciri khas. Kabupaten Bangkalan, soto-nya biasanya adalah Soto Daging dan Jerohan. Di Sampang, hampir sama dengan Bangkalan, cuman sepengetahuan saya, Soto tidak terlalu dikenal di Sampang. Untuk Pamekasan dan Sumenep, biasanya adalah Soto Ayam.
Masakan Madura lain yang mulai dikenal adalah Bebek dan Bubur Kacang Ijo. Bisa dikatakan bahwa sebagian besar penjual nasi Bebek yang ada di Surabaya kebanyakan berasal dari Madura. Sedangkan untuk Bubur Kacang Ijo Madura, yang anehnya, saya lebih banyak menjumpai penjual makanan ini di daerah Jabotabek.
Kadang, semacam ada ‘perbatasan’ masakan. Masakan Kaldu yang banyak dijumpai di Pamekasan dan Sumenep, tetapi saya belum pernah menjumpainya di Bangkalan. Sedangkan masakan Bebek yang banyak terdapat di Bangkalan dan Sampang, bisa dikatakan jarang ada di Pamekasan dan Sumenep.
Warung atau RM yang saya tampilkan didalam blog ini hanya yang benar-benar authentic masakan Madura. Di Madura, sekarang sudah mulai banyak Rumah Makan dengan masakan yang umum seperti Rawon, Nasi Pecel, Nasi Campur (Jawa), Masakan Padang, Masakan China yang juga mudah dijumpai di daerah lain. Untuk Rumah Makan yang seperti itu, walaupun rasanya bikin ngiler setengah mati, tidak saya tampilkan.
Saya sarankan agar pembaca jangan mempercayai sepenuhnya penilaian rasa yang saya berikan, karena kebetulan bagi saya, rasa masakan itu hanya ada dua yaitu enak dan sangat enak, hehehe. Karena hanya mengenal 2 rasa itu, saya yang pernah tinggal di Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta, Denpasar dan terakhir Bogor, tidak pernah mengalami kesulitan dengan masakan lokal setempat. Pun apabila ada tugas ke daerah lain ataupun luar negeri, saya juga berusaha mencari masakan setempat.
Saya menulis catatan ini karena kerja saya sekarang yang berada di Madura, jauh dari rumah dan tiap hari makan di luar, sehingga banyak kesempatan untuk mencicipi masakan di Warung dan RM di Madura. Saya yang lahir di Madura, dan setelah hampir 20 tahun tidak tinggal di Madura, seolah-olah mengalami De Javu, menikmati kembali masakan Madura, masakan tanah kelahiran yang telah saya kenal sebelumnya.
Selamat membaca tulisan ini, semoga berrmanfaat!
Masakan Madura Pamekasan
Kabupaten Pamekasan, sejarahnya merupakan ‘ibukota’ Pulau Madura. Dulu pada waktu masih ada pemerintahan koordinatif karesidenan, kantor karesidenan Madura terletak di Pamekasan. Kota Pamekasan sendiri berjarak kurang lebih 80 KM dari jembatan Suramadu, sehingga dapat dicapai kurang lebih dalam waktu 1.5 jam.
Mencari tempat makan yang maknyus di Pamekasan relatif mudah. Pemkab Pamekasan berinisiatif menandai sejumlah tempat makan yang mempunyai kekhasan daerah dan (memang) relatif enak dengan papan bertuliskan ‘Wisata Kuliner – Pamekasan Kabupaten Batik’. Tempat makan yang telah ditandai tersebut telah saya coba dan memang enak dan khas. Yang paling penting kalo wisata kuliner di Madura, kantong juga tidak bakalan kempes, harga makanan relative murah.
Penelusuran wisata kuliner Pamekasan, dimulai dari pintu masuk perbatasan Sampang – Pamekasan, yaitu Tlanakan, nih dia:
RM Arwana dan RM Citra
Terletak kurang lebih 2 KM dari pintu gerbang masuk Kabupaten Pamekasan, tepatnya di Desa Ambat Kecamatan Tlanakan. Letak 2 (dua) RM ini berdekatan dan macam jualannyapun relatif sama. Kalau saya sarankan RM Arwana lebih variatif, enak dan memang lebih banyak pengunjungnya. Menu yang ditawarkan beragam dan beberapa yang khas Madura adalah: Nasi Jagung, Telur Bumbu Tesola (tesola, singkatan dari pettes ola, artinya ‘petis yang udah diolah’), Kenduy Dadar (kenduy artinya teri, dadar teri) dan lainnya. Berbagai jenis ikan juga banyak, mulai dari Kakap, Cumi, Udang, Tenggiri, Kepiting dan lainnya. RM ini terletak di tepi laut, dan jenis ikan-nya sangat beragam. Diluar ikan juga ada Ayam dan Gulai Kambing. Harga juga relatif murah, dijamin tidak bikin kantong bolong.
Rujak Patemon
Warung Rujak Patemon terletak di Jalan Trunojoyo Gang Kelurahan No 115. Kalau dari arah Surabaya, pada waktu sudah masuk kota Pamekasan, terletak tak jauh setelah lampu merah kedua, di sebelah kanan jalan.
Warung Rujak Patemon hanya menyajikan 3 (tiga) menu makanan utama saja. Rujak, Bubur Rujak Madura (tersedia hanya waktu bulan Ramadlan) dan Soto Sumenep. Untuk Rujak dan Bubur Rujak Madura, keduanya adalah khas Pamekasan. Rujak Pamekasan memakai petis coklat sehingga bumbu rujaknya berwarna putih, beda dengan Rujak Bangkalan yang memakai petis warna hitam (udang) sehingga bumbu berwarna coklat pekat.
Selain bumbunya, yang khas dari Rujak Pamekasan adalah cingur dan kripik singkong-nya yang diulek jadi satu dengan sayuran lainnya.
Kalau Rujak Madura dimana bahan-bahannya setelah diulek kemudian dimasukkan juga lontong, sedangkan Bubur Rujak Madura, adalah bubur dengan topping rujak Madura. Yang saya ingat dari Bubur Rujak Madura ini adalah bulan puasa, karena dikeluarga saya, biasanya berbuka puasa dengan Bubur Rujak Madura.
Harganya murah, hanya Rp. 5.000,- per porsi.
Warung Kaldu
Kaldu adalah makanan khas Madura khususnya daerah Sumenep, Pamekasan dan sebagian Sampang. Pengertian Kaldu biasanya adalah air rebusan dari ayam maupun daging saja. Sedangkan pengertian Kaldu disini sudah merupakan sajian makan komplit siap santap sama halnya seperti Rawon atau Soto. Yang dijadikan kaldu adalah kikil, ataupun kokot (bahasa Madura untuk kaki sapi). Kemudian dimasukkan juga kacang hijau, dan lontong. Beberapa teman saya yang berasal dari luar daerah maupun yang expatriate China juga jadi pelanggan tetap Warung Kaldu ini. Bagi petualang rasa, masakan ini memang benar-benar pantas untuk dicoba, really authentic cuisine!
Warung Kaldu ini terletak di Jalan Pintu Gerbang Pamekasan. Dari arah Surabaya, masuk kota Pamekasan, lurus sampai ke tugu Arek Lancor, yang merupakan landmark kota Pamekasan. Setelah melewati Masjid Agung Pamekasan, kemudian belok kiri, lurus dan pada saat lampu merah kedua, belok kanan. Warung ini terletak sekitar 100 M setelahnya.
Depot Nasi Jamila
Makan di Depot Nasi Jamila ini tidak seperti makan di Depot, Warung atau Rumah Makan. Mendatangi depot nasi ini seperti bertamu ke sebuah rumah saja. Di depot nasi ini tidak tersedia meja dan kursi makan serta perlengkapan seperti Sendok, Garpu, Kecap, Tisu ataupun Tusuk Gigi. Tetapi hanya kursi tamu dan meja tamu saja. Apabila ada pembeli datang, maka dipersilahkan, dan pelayan sekaligus pemilik warung ini akan masuk ke dapurnya, menghilang, dan kemudian datang dengan sejumlah piring nasi campur sesuai pesanan.
Depot ini terletak di Jalan KH Agussalim No 40. Dari arah ‘Arek Lancor’, setelah melewati Mesjid Agung Pamekasan, kemudian belok kanan melintasi gedung Ex Karesidenan Madura, lalu belok kiri. Setelah belok kiri, pas di pertigaan, di sebelah kiri terdapat tulisan ‘Depot Nasi Jamila’, dekat Bakso Goyang Lidah. Setelah itu, dibelakang Bakso Goyang Lidah, sedikit masuk kedalam, terdapat rumah khas Madura dengan cat warna kuning, pasti orang tidak akan menyangka kalau itu adalah Depot Nasi.
Hanya ada satu menu tunggal di Depot Nasi Jamila ini, yaitu Nasi Campur (sering disebut juga Nasi Jajan/Nasek Jejen). Nasi Campur Madura adalah nasi dengan lauk telur bumbu, dendeng dimasak kering, hati dan daging dengan bumbu seperti opor. Gak ketinggalan adalah sambal keringnya yang pedas dan semacam ‘srundeng’ yang terbuat dari gorengan kacang hijau. Yang enak dari nasi campur Madura adalah bumbunya, setiap lauknya mempunyai bumbu yang berbeda dan membuatnya kaya rasa. Harga untuk seporsi Nasi Campur ini adalah Rp. 10.000,-. Harga yang pantas untuk kepuasan rasa.
Lesehan Juko’ Tonoh
Pemkab Pamekasan memasukkan RM ini, termasuk salah satu ‘Wisata Kuliner’, kalo saya nilai sih tidak ada yang istimewa dari RM ini, maksudnya tidak ada masakan yang otentik Madura. Lesehan Juko’ Tonoh artinya Lesehan Ikan Bakar dalam bahasa Madura. Menu yang disajikan sama seperti RM ikan bakar lainnya. Pecel lele, Cumi, Udang dan semuanya dibakar. Dari segi rasa lumayan, gak ada salahnya dicoba. Salah satu keunggulannya karena tempatnya yang strategis, cukup luas dan enak dibuat nongkrong. Letaknya ada di Jl P Trunojoyo, dilapangan ex stasiun Kereta Api.
Toko Kue Selera
Toko Kue Selera terletak di Jl Diponegoro No 115. Kalau dari arah Surabaya, Jl Diponegoro terletak setelah belok kiri dari Masjid Jamik Pamekasan. Dan toko kue ini terletak disebelah kiri jalan.
Rasanya memang enak, dengan harga yang sangat terjangkau dimulai dari harga Rp 1.000,-. Sebagian besar adalah kue basah. Beberapa kue tradisional Madura yang dijual adalah Mentu (dari bubur yang kemudian dilapisi dengan cincangan sayur dan daging ditengah dan toppingnya) dan juga Ruggeg (atau martabak kering, sama seperti roti cane, tetapi kering, dimakan dengan diolesi madu atau tepung gula), sementara kue tradisional lainnya hampir merata juga sama diseluruh nusantara seperti lemper, kue lumpur, pastel, agar-agar jagung dan lainnya. Dengan tempat yang sederhana, kebersihan dari Toko Kue Selera ini tetap terjaga.
Soto Ayam Keppo
Sang empunya bercerita bahwa telah 26 tahun ia menekuni warung soto ayamnya ini. Nama yang disandang pertama adalah Warung Sido Muncul, yang diberikan oleh Kapolsek Galis (tempat warung ini berada) pada awal pendiriannya, katanya sih emang tempat ini jadi tempat nongkrong para polisi Polsek setempat. Sedangkan berubah Soto Keppo, merujuk pada desa tempat warung ini Keppo. Sekitar 10 km luar kota Pamekasan menuju arah Sumenep.
Walaupun terkenal dengan sebutan Soto Keppo, pada board petunjuk nama dari tempat ini adalah Warung SMU (Soto Madura Uassli). Soto Keppo adalah Soto Ayam Kampung. Ada irisan kentang, tambahan toge goreng, potongan-potongan ote-ote, irisan-irisan ayam dan terakhir ditambahkan sedikit mentega.
Benar-benar Soto yang berbeda, sangat berbeda dengan Soto Lamongan, Soto Betawi, Coto Makassar bahkan mungkin dengan Soto madura yang anda kenal. Soto Madura yang banyak dijual di luar Madura biasanya adalah Soto Madura Bangkalan, yang menggunakan Jerohan dan Daging.
sumber
Posting Komentar untuk "Wisata Kuliner di Madura"