KALO BENCI NEGARANYA , KOK MASIH SENENG PAKE PRODUKNYA ???? (XL MILIK MALAYSIA)

Raksasa, Bisnis Malaysia di Indonesia

ini gan, beberapa perusahaan penting di indonesia saham nya banyak di milik malaysia

Mereka memanfaatkan pasar Indonesia yang sangat besar. Jumlah penduduk 237 juta jiwa merupakan target besar untuk menjaring keuntungan dari negeri ini, ketimbang jumlah penduduk Malaysia yang hanya 27 juta jiwa.

Berikut ini sejumlah profil singkat ekspansi grup bisnis Malaysia di Indonesia.

1. XL Axiata Tbk
XL Axiata yang dikenal dengan XL adalah salah satu operator seluler terbesar ketiga di Indonesia setelah PT Telkomsel dan PT Indosat. Bahkan, dalam bulan Ramadan ini, XL merupakan salah satu operator yang sangat agresif melakukan ekspansi, termasuk menjaring pelanggan baru. Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh raksasa telekomunikasi Malaysia, yakni Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (dahulu Indocel Holding Sdn Bhd) (66,7%) dan sisanya Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%) serta publik (20%).
2. CIMB Niaga
CIMB Niaga adalah salah satu bank papan atas dan berada di urutan ke lima bank terbesar di Indonesia. CIMB Niaga yang merupakan penggabungan Bank Lippo dan Bank Niaga dikendalikan oleh perbankan asal Malaysia. Pemegang sahamnya adalah CIMB Group Sdn Bhd sebesar 56,1%, Santubong Ventures Sdn Bhd 16,65%, Greatville Pte Ltd 2,58%. Publik memiliki saham sekitar 24 persen.

3. Air Asia
Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan asal Malaysia. Maskapai yang mengklaim sebagai salah satu penerbangan murah ini melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia dengan membuka rute-rute penerbangan ke sejumlah jalur gemuk di Indonesia.

4. Petronas
Petronas adalah perusahaan migas raksasa asal Malaysia yang melakukan ekspansi di Indonesia. Petronas bukan hanya ikut melakukan eksplorasi untuk menyedot minyak dan gas Indonesia, tetapi Petronas juga membuka jaringan yang melayani penjualan bahan bakar minyak melalui pembukaan sejumlah pom bensin.

5. Sime Darby
Sime Darby adalah grup bisnis perkebunan besar asal Malaysia hasil merger dari Kumpulan Guthrie, Golden Hope dan Sime Darby. Sebelum merger, Kumpulan Guthrie telah membeli ratusan ribu hektare perkebunan di Sumatra milik Grup Salim setelah diambilalih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bagian dari penyelesaian utang Grup Salim.

6. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
BII adalah salah satu bank papan atas di Indonesia. Bank ini semula milik Grup Sinar Mas, belakangan diambilalih BPPN dan dilepas kepada konsorsium Sorak pada Desember 2003. Pada 30 September 2008, 55,51 persen saham Sorak diambilalih oleh Mayban Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Malayan Banking Berhad (Maybank). Maybank adalah salah satu grup bisnis perbankan besar di Malaysia.



Hubungan politik dan sosial antara Indonesia dan Malaysia kerap pasang - surut. Sesekali memanas seiring dengan mencuatnya isu-isu yang terkait tenaga kerja, budaya dan sengketa wilayah kedua negara.

Kali ini hubungan kedua negara kembali memanas gara-gara sengketa soal dugaan pencurian ikan oleh nelayan Malaysia, serta penangkapan petugas dinas Perikanan dan Kelautan RI oleh polisi Malaysia.

Akibat menghangatnya hubungan tersebut, sejumlah perusahaan milik Malaysia ikut kena getahnya. Kantor XL dan Bank CIMB Niaga di Jakarta, menjadi sasaran aksi demo sebagai ungkapan protes.

Kendati ada aksi-aksi protes, bisnis perusahaan milik Malaysia berjalan seperti biasa. Bahkan, kinerja perusahaan mereka makin kinclong, terus ekspansi dan memperluas jaringan bisnisnya di negeri ini.

PT XL Axiata Tbk misalnya. Operator seluler ini terus mencatat pertumbuhan positif. Setidaknya, dalam kurun waktu setahun terakhir, anak perusahaan Axiata Group Berhad itu membukukan peningkatan laba kuartal-per-kuartal.

Di tahun 2009, XL Axiata mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 14 persen, sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA). Ketika itu, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp1,7 triliun, meningkat sangat pesat setelah sebelumnya menderita kerugian sebear Rp15,1 miliar pada tahun 2008.

Bergerak ke kuartal pertama tahun 2010, laba bersih XL kembali tumbuh menjadi Rp598 miliar. Kali ini, angkanya meningkat 18 persen dibandingkan kuartal akhir tahun 2009. Ketika itu, perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp4,2 triliun dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 2,1 triliun.

Memasuki paruh pertama tahun 2010, laba bersih XL lagi-lagi tumbuh pesat, yakni sekitar 87 persen dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya, hanya Rp705 miliar. Per bulan Juni, perusahaan mengantongi laba sebesar Rp1,3 triliun.

Namun, pada saat yang sama, perusahaan juga telah menghabiskan sekitar US$200 juta atau setara Rp1,8 triliun dari total belanja modal (CAPEX) US$450-US$500 yang dianggarkan untuk tahun ini.

"Sudah terpakai sekitar 1,8 triliun rupiah, tidak sampai separuh CAPEX yang dianggarkan," ujar Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL, saat dikonfirmasi VIVAnews di Jakarta, Kamis 26 Agustus 2010.

Dari sekitar US$200 juta yang terpakai, XL telah memperkaya infrastruktur jaringannya, yakni menambah 1.100 BTS (base transceiver station) sepanjang satu semester.

"Pembangunan BTS ini memakan 80 persen dari US$200 juta," papar Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL, ketika dijumpai di Grha XL, Jakarta, Rabu 25 Agustus 2010. Sisanya, dialokasikan untuk pemeliharaan jaringan, IT, billing system dan ekspansi serat fiber optik.

Khusus infrastruktur BTS, Hasnul mengatakan, kemungkinan besar sisa CAPEX sebesar US$200-US$250 akan dipakai untuk merealisasikan target 2.000 BTS di akhir tahun. Untuk diketahui, total BTS yang sementara ini dimiliki XL adalah lebih dari 28.888 BTS se-Indonesia (per Juni 2010).

Terkait utang, pada periode yang sama, XL pun mampu merenggangkan belitan utang hingga Rp11,4 triliun, dibandingkan akhir tahun lalu sekitar Rp18,9 triliun. "Beberapa utang sudah dibayar sebelum jatuh tempo. Selain itu, jika ada laba, kami pakai untuk memperpanjang jatuh tempo utang lainnya,
HEMMMMM YANG ANTI MALINGSIA CEPET2 GANTI TUH XL-NYA... UPPPPSSSS PUNYA PENULIS JUGA XL KARTUNYA,,,,, HEHEHEEHH TAPI TENANG AJA BENTAR LAGI GANTI KOOKKKKK POKOKNYA MALINGSIA ITU MAYAK BANGET DEHHHH NEHHH HADIAH BAUAT MALINGSIA ..

HEHEHEH BIAR KAPOK

Posting Komentar untuk "KALO BENCI NEGARANYA , KOK MASIH SENENG PAKE PRODUKNYA ???? (XL MILIK MALAYSIA)"

close